Senin, 16 Februari 2009

Naskah Drama Sederhana

PUS PUS

karya: Ustadji Pantja Wibiarsa

 

1. D A L A N G                      :

O, bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap, sungsang buwana balik kalintang-lintang.  

Bumi sudah miring. Jika kamu ikut-ikutan miring, kamu akan lenyap. Biarkan bumi terbalik, kamu tetap setegar karang.

O, surem-surem diwangkara kingkin. Jika kamu cuma merem tak akan pernah yakin.

O, bunder-bunder uler mlungker, enthung; endi lor endi kidul. Beri tahu arah jangan ngibul.

O, lha dalah bojleng-bojleng, dhegleng. Sudah diberi tahu malah mengleng.

Maka terjadilah yang terjadi. Di bumi cuma kucing. Kucing dan kucing. Mana jalan kanan, mana jalan kiri, theot repot. Repot dan repot. Kabeh-kabeh serba repot.

Lihatlah! Di mana-mana kucing!

O, …

 

(GEROMBOLAN KUCING DATANG. MENYERBU JEJALANAN. MEONGNYA MEMBAHANA. MENGGETARKAN. KEMUDIAN MEREKA MENEMPATI SUDUT-SUDUT GELAP. TAK LAMA LAGI, MUNCUL KUCING JANTAN MENCARI-CARI KUCING BETINA, KEKASIHNYA.)

 

2. KUCING JANTAN           :

Meooong…meooong…meooong…

Hai, Cewek. Di situkah kamu? Keluarlah dari persembunyianmu. Temui aku. Aku rindu.

Meooong…

 

3. KUCING BETINA            :

(OFF STAGE) Meooong…

 

4. KUCING JANTAN           :

Meooong…Kemarilah, sayang…

 

5. KUCING BETINA            :

(OFF STAGE) Aku malu…

 

6. KUCING JANTAN           :

Malu? Kenapa malu? Kamu tidak telanjang kan?

 

7. KUCING BETINA            :

(OFF STAGE) Tidak.

 

8. KUCING JANTAN           :

Kalau kamu tidak telanjang, kenapa mesti malu? Kemarilah, sayang. Rinduku sudah melangit.

 

9. KUCING BETINA                        :

(MUNCUL, RAGU-RAGU, TOLAH-TOLEH) Apakah kamu diikuti?

 

10. KUCING JANTAN         :

Diikuti siapa?

 

11. KUCING BETINA          :

Kyaine Macan

 

12. KUCING JANTAN         :

Kenapa dia mesti menguntit aku?

 

13. KUCING BETINA          :

Sst! Jangan keras-keras. Kemarin Kyaine mengancam aku. Kalau dia memergoki kita sedang pacaran, dia ngancam mau nimbrung. Masak kita mau pacaran bertiga.

 

14. KUCING JANTAN         :

Hah! Apa dia belum kapok? Dulu dia memang berkuasa. Dulu dia raja hutan. Sekarang tidak. Dia itu sudah tidak punya gigi lagi di bumi ini.

 

15. KUCING BETINA          :

Kamu keliru. Dia masih punya gigi. Kemarin malam aku digigitnya.

 

16. KUCING JANTAN         :

Kurang ajar! Bagian mana yang digigit?

 

17. KUCING BETINA          :

Ini… Lalu…

 

18. KUCING JANTAN         :

Bagian mana lagi?


19. KUCING BETINA          :

Ih, malu, ah…

 

20. D A L A N G                    :

We, lha dhalah, bojleng-bojleng! Hei, Kucing Betina. Kalau begitu kamu sudah selingkuh. Buktinya baru saja kamu malu-malu kucing! Wah, kamu benar-benar sudah ikut-ikutan miring. Ayo, ngaku. Kamu sudah selingkuh, ya?

 

21. KUCING BETINA          :

Tidak. Siapa yang selingkuh?

 

22. D A L A N G                    :

Jangan mungkir. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, kamu berhahahihi dengan Kyaine.

 

23. KUCING BETINA          :

Siapa yang berhahahihi?

 

24. D A L A N G                    :

E, masih ngeyel. Kamu harus ngakoni bahwa kamu itu selingkuh. Lha wong dalam naskahnya ini kamu itu ngakoni, kok masih ngeyel. Hayo, ngaku! Kamu selingkuh, ya?

 

25. KUCING BETINA          :

Tapi aku punya hak untuk membela diri kan?

 

26. D A L A N G                    :

Apa pembelaanmu, he?

 

27. KUCING BETINA          :

Sudah lama aku sangat memimpikan kedudukan. Kyaine akan memberiku kedudukan, jabatan sangat penting dan strategis di roda pemerintahan kucing. Aku masih belum puas dengan kekayaan yang kumiliki sekarang ini. Dengan jabatan itu aku bisa menimbun kekayaan sampai anak pinakku. Tidak usah kalian khawatir, aku akan tetap berlaku adil. Aku akan tetap memikirkan hidup kalian, memakmurkan hidup kalian. Maka, kuakui, aku selingkuh dengan Kyaine karena ingin mewujudkan keinginan luhurku itu.

 

28. D A L A N G                    :

Nah, begitu! Sekarang, tinggal kamu, Kucing Jantan. Bagaimana kamu harus bersikap?


29. KUCING JANTAN         :

Aku harus bersikap, Pak Dalang?

 

30. D A L A N G                    :

Lha, iya. Bagaimana kamu itu? Meski kamu generasi kucing, kamu harus punya prinsip. Jangan asal ngawur. Meang-meong saja, kerah, rebutan harta jabatan, dan kawin melulu.

 

31. KUCING JANTAN         :

Kalau aku harus bersikap, tunggu dulu, ya, Pak Dalang. Aku harus menginterogasi dulu pacarku.

 

32. D A L A N G                    :

Silakan!

 

33. KUCING JANTAN         :

Sayangku, kamu tampak makin cantik saja. Aku makin sayang saja sama kamu. Jika kamu rembulan, aku langitnya. Jika kamu kapas, aku kainnya.

 

34. KUCING BETINA          :

Ah, aku merasa tersanjung. Dan kamu memang puitis. Hidupmu penuh dengan puisi, hingga aku bisa membaca larik-lariknya. Imajinasiku jauh mengembara ke negeri-negeri indah.

 

35. KUCING JANTAN         :

Sayangku, kamu adalah kucing cewek yang istimewa. Jarang kucing cewek yang mampu berimajinasi. Sayangku, jika kamu ahli berimajinasi, sekarang aku tanya. Bagaimana sih rasanya selingkuh itu?

 

36. KUCING BETINA          :

(MENARI DENGAN GEMULAI, MEMIKAT, NAMUN MENYIMPAN KEKUATAN HITAM DAN KECULASAN)

Ah, selingkuh itu begitu indah. Seperti bunga mekar. Seperti tetes embun. Seperti api berkobar membakar perkampungan. Seperti darah berceceran di medan perang. Ah, betapa indahnya…

 

37. KUCING JANTAN         :

Ah, betapa indahnya. Memukau…

Kalau begitu, ajari aku selingkuh, sayangku…

 

38. KUCING BETINA          :

Mari kuajari…


39. KUCING JANTAN         :

(TURUT MENARI GEMULAI MENGIMBANGI KUCING BETINA)

Pelan-pelan saja, biar benar-benar kuresapi. Jika nanti aku sudah selingkuh, aku berharap dapat jabatan strategis. Dan aku akan menumpuk kekayaan. Tapi kalian tak usah cemas, aku tetap bercita-cita luhur, memakmurkan kalian semua.

(KUCING JANTAN MENYAMBUT ULURAN TANGAN KUCING BETINA. KEDUANYA BERDANSA. LALU MUNCUL KYAINE MACAN)

 

40. KYAINE MACAN           :

Wahai, engkau yang dicahayai keruh dan riuh selingkuh! Sukmaku akan menggelinjang-gelinjangkanmu dalam keindahan hawa nafsu harta, takhta, dan syahwat menyatu dalam kubur-kubur terbuka penuh bangkai meleleh. Oh, indah dan nikmatnya! Bersiaplah! Aku  segera menukik tajam di kedalaman relung kalbumu.

 

41. KUCING BETINA DAN KUCING JANTAN :

Kedalaman relung kalbuku telah tebuka sepenuhnya untukmu.

 

(KYAINE MACAN BERGABUNG BERDANSA. GEROMBOLAN KUCING LAIN BERGABUNG PULA. PARA KUCING DAN KYAINE MENCIPTA PAGELARAN SELINGKUH.)

 

42. D A L A N G                    :

(TERKEJUT SETENGAH MATI) We, lha dhalah, bojleng-bojleng! Semua sudah miring!

Dasar macan dan kucing!

Duh, Gusti Yang Maha Agung. Dunia kucing pun makin penuh kabut hitam.

Berilah hamba-Mu ini kekuatan melalui gunungan-Mu ini!

Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti!

Ngudi janma utama!

 

(DALANG MENGGETARKAN GUNUNGAN DAN MENARI-NARIKANNYA DENGAN GERAK-GERAK KEINDAHAN. DARI ARAH LANGIT MUNCULLAH BADAI. PARA KUCING DAN KYAINE MACAN DIHEMPAS BADAI. HANCUR LEBUR. LENYAP.)

 

43. D A L A N G                    : Sunyi.

                                                  Ening. Eneng. Eling.

 

Sanggar Kalimasada Kutoarjo, 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar